Jumat, 16 Agustus 2013

[proloque;idea;apapun] Putri Bengis dan Inang Pengasuhnya, Putri itu suka sekali cerita dan inangnya bercerita. Begini ceritanya...

    

       
            “Memang nggak ada cewek seperti kamu, Vianna.”
“Jangan gitu ah Li, malu dengernya.”
“Hahaha, mukamu imut. Merah semua.”
Selanjutnya lebih baik nggak usah didengar. Memalukan.
Tak jauh dari pasangan baru jadi itu, terlihat pemandangan kontrast. Tepat di sebelah meja mereka yang hanya dipisahkan dinding, seorang gadis terlihat gemetaran memegang gelas. Bukan takut, bukan juga jijik. Itu amarah.
“Hiks... Vianna...” gadis itu tersadarkan oleh tangis yang melirih di depannya. Seorang cowok berkacamata serba tebal menangis di depannya sampai menggigit  serbet. Persis di komik cewek!
“A.. anu.. Ton...” Antara iba dan illfeel, gadis itu mencoba menyadarkan si cowok pada kenyataan. Mereka berada di sebuah cafe terkenal di antara para pasangan, dan sudah banyak pasang mata menatap mereka dengan berbagai macam ekspresi. Terutama gara-gara si cowok ini.
Toni, yang sudah kembali ke kenyataan langsung mengelap airmatanya dan kembali konsentrasi ke pasangan lebay di sebelah mereka.
“Sorry Ra, tapi kalau gw denger mereka lebih lama...”
Rara hanya bisa mendengus.

Pada waktu itu, hiduplah seorang putri dan pangeran dari dua kerajaan yang bersahabat. Begitu terkenalnya hingga terdengar sampai ke seluruh negeri. Hingga akhirnya sampailah mereka pada umur yang pas untuk menikah, dua keluarga kerajaan itu serta merta mengadakan pesta.
Seekor serigala mengintai mangsanya. Seorang gadis berkerudung merah. Dengan liur yang menetes karena kelaparan dia masih dengan sabar mengintai gadis itu. Sudah beberapa hari dia mengintai, tapi dia tidak bisa mendekati gadis itu. Serigala itu masih ingat jelas betapa lezatnya gadis itu terlihat. Sungguh sayang untuk dilewatkan.
Tapi perangkap apapun tidak berhasil menangkap gadis itu, sampai akhirnya dia memutuskan untuk menyamar sebagai nenek gadis itu. Sayangnya sang nenek terlalu tua untuk dimakan.
Tapi sayangnya dia salah target. Gadis berkerudung merah itu menuju rumah neneknya untuk persiapan pesta ulangtahunnya. Selama ini dia terpisah dari keluarga, dan sudah saatnya dia kembali pulang. Putri itu luarbiasa kuat dan (dan juga luarbiasa tidak terurus) karena selama ini hidup di hutan sendirian, dan berhasil menghajar serigala itu sampai tidak mampu makan manusia lagi.
Kemanakah putri cantik yang dilihat serigala itu? Putri itu sudah pergi begitu mendengar undangan pesta dan mungkin sudah berdansa dengan pangeran yang jatuh cinta padanya.

“Seperti Little Riding Hood x Sleeping Beauty.” Gumam Toni sewaktu membaca kisah itu. Rara dengan raut wajahnya yang mengerikan seperti biasa.
“Siapapun yang mengarang cerpen ini sepertinya menertawakan kita.” Katanya kesal. Toni menyamarkan senyumnya menatap Rara yang berteriak ‘aku tidak bengis!”


Liam dan Vianna bukan orang sembarangan. Yah, bukannya lebai. Vianna putri ketua grup walimurid yang juga aktif di berbagai organisasi, dan dia sendiri juga model yang terkenal. Roy terkenal karena menang di berbagai kompetisi, baik itu olahraga dan akademik, dan juga ketua OSIS paling berpengaruh di sekolah.
Jadi, sudah sewajarnya mereka punya banyak fans yang langsung patah hati seperti kedua orang menyedihkan tadi. Rara dan Toni.
Mereka berdua hanyalah murid yang biasa-biasa saja. Rara cewek dengan premannya dan Toni dengan kepribadian bodohnya. Apa yang bisa diperbuat pasangan bodoh ini?

Matahari senja tampak sangat menyilaukan.
“Dengar baik-baik Toni.” Gadis itu dan Toni duduk menatap ke arah langit yang luas, menikmati matahari senja. “Kita menyukai orang yang sama-sama terkenal. Sedang jadi pasangan, dan kita sama-sama jauh dibawah level mereka. Karena itu, kita memiliki nasib yang sama.”
“Ya... Vianna...”
“Tapi, aku percaya, kita bisa berubah! Aku, kalau sendiri tidak akan bisa. Tapi karena kita punya tujuan yang sama, kita bisa bekerja sama.”
“Maksudnya?”
“Kita hancurkan hubungan kedua orang itu, dan kita rebut pasangannya. Aku dengan Liam, dan kau dengan Vianna.”
“Ba, bagaimana...”
“Bangun!” Seru Rara. Sontak Toni berdiri tegap, tak berani bergerak. Rara mengitari Toni, memperhatikannya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
“Biarpun aku tidak punya modal, kau punya.” Komentar Rara. “Tinggimu minimal 170 cm. Bahkan mungkin sama dengan Liam. Badanmu bagus. Apa kau sering olahraga?”
“Ti.. tidak...” Jawab Toni, antara malu dan takut. Mata Rara menyipit.
“Dan kau ganteng, tanpa kacamata ini. Ah...” Begitu melihat wajah Toni tanpa kacamata, raut muka Rara langsung berubah. Jijik. “Yang kurang itu kepribadianmu!! Kenapa dengan wajah seperti ini, tampangmu malah menyedihkan sekali?! Apa kau sepengecut itu?! Jawab!!!”
Orang yang dibentak langsung tersungkur, merunduk di pojokan. Menyedihkan.
“Kau harus bisa merebut Vianna dari Liam, dan aku yang menghiburnya nanti.” Kata Rara bengis. “Tapi, kau harus dibentuk dulu.”
“Ke, kenapa harus aku? Ka, kalau kau juga bisa kan?” Tanya Toni protes. Rara hanya bisa tersenyum mendengarnya.
“Bodoh!!” Bentak Rara lagi. “Kalau cewek merebut cowok dari cewek lain, cewek itu cewek murahan! Kalau cowok yang merebut, itu persaingan!!”
Toni hanya bisa mendengar. Rara yang melihat Toni tidak berkutik langsung mengulurkan tangan. Dia menghembuskan napas panjang. “Lagipula, aku sama sekali tidak punya senjata cewek.”
“Ah, benar... dadamu...”
“Stop sampai disitu.”
“Ba, baik...”

Terdengar kabar seorang putri tertidur dalam menara. Sadarlah kedua orang ini bahwa sang cantik itu dikutuk karena penyihir mengira dia berasal dari hutan tempat putri bengis tinggal. Putri bengis dan serigala itu sepakat untuk pergi menyelamatkan putri tidur itu, sehingga putri bengis bisa mendapatkan pangerannya dan serigala bisa memakan putri yang lezat itu.

* * *

Demikianlah prologue cerita ini. Bagaimanakah kisah putri bengis dan serigala ompong ini akan berakhir?