Sabtu, 22 November 2014

Silly me.

cerpen


Hari ini benar-benar membosankan. Aku membatin dalam hati.
Langit warnanya biru, gedung berwarna putih, jalanan penuh dengan hitam, putih, dan orang-orang terhenti di rintangan pelangi.


Dunia sudah sedamai ini.

"Seandainya dunia hancur saat ini juga." Tiba-tiba, ada suara lain di dekatku.

Di tempat terbuka, penuh dengan orang yang berlalu lalang. Di kursi panjang yang sama, seseorang juga menatap langit di udara sepanas ini.

oh, komik.

"Orang yang berpikir seperti itu cuma orang yang tidak tahu apa-apa." Katanya lagi, kali ini pandangannya serius ke depan, menghadap ke museum.

apa-apaan orang ini?

Baru saja konsentrasiku terfokus, orang itu beranjak pergi. Dia memegang ponsel.

"Makanya, ga usah galau. Eh, bentar. Gue ke sana deh. Gue laper. Ntar kita makan ya?"


* * * (GR dan narsis yang berlebihan bisa melukai diri sendiri - Au)

Hm... lapar.

"Kepada seluruh masyarakat, marilah kita membantu saudara kita yang terperangkap dalam perang berkepanjangan. Salurkan bantuan anda..."


Melihat ke arah televisi yang menyiarkan iklan sosial, aku tersenyum.

"Ah, so silly me."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jadi, apa yang harus dilakukan untuk cerita kali ini?