Banyak
manusia di dunia ini, tapi mengapa hanya satu yang bisa jadi pasangan kita?
Gadis,
seorang cewek biasa-biasa saja bertemu dengan Reynold, cowok yang tajir,
ganteng dan pintar. Karena kecelakaan, mereka terpaksa pura-pura pacaran.
Reynold pun mengubah Gadis dan dia sendiri kaget melihat hasilnya!! Gadis
ternyata punya kecantikan dan bakat terpendam. Banyak yang terjadi, dan
merekapun menyadari kalau mereka saling menyukai. Akhirnya mereka bahagia.
“Jadi, akhirnya gadis itu menemukan
pangerannya, di masa sekarang.” Kata Selly mengakhiri dongengnya. Dia kelihatan
bahagia menceritakan alur cerita novel yang dibacanya.
“Bukannya itu aneh?” Tanya Alex, dengan
tampang heran. “Itu alur cerita yang nggak menarik tahu!!”
“Bagaimana dengan ini. Cewek dan cowok yang
berantem terus tapi akhirnya saling jatuh cinta. Bukannya susah? Banyak
plotnya. Mereka saling jatuh cinta, tapi susah buat nyatainnya. Gimana?”
“Itu juga nggak menarik.”
“Ah, kak Alex memang nggak suka sama
novel!! Sia-sia aja aku cari referensi buat kakak kalau yang di otak kakak Cuma
komputer terus!!” Kata Selly kesal.
“Sembarangan!! Coba pikir ya. Kasus
pertama,” kata Aex mencoba menjelaskan. Selly langsung bertanya dalam hati, kasus? “si cewek itu gadis biasa-biasa
saja. Tampang pas-pasan, otak pas-pasan,
uang juga pas-pasan. Tiba-tiba muncul pangeran yang bahkan untuk
berdekatan saja dia nggak pernah bermimpi. Cowok yang dia tahu suka padanya,
yang tahu dia apa adanya. Dia langsung berpacaran dengan high standard macam
Reynold itu, dan karena Reynoldlah dia terkenal!! Kamu udah ngerti?”
“Apaan?”
“Bukankah perasaan si cewek bukan perasaan
cinta yang sebenarnya? Dia nggak bisa memilih siapapun, dan yang dia tahu Cuma
Reynold. Tadinya pun Reynold Cuma mau manfaatin dia kan? Sehabis itu mereka
tambah dekat dan tambah dekat. Menurutmu, sempatkah dia mencari pria lain?
Gadis itu betul-betul suka? Apakah waktu nanti ada pria lain, dia masih tetap
suka sama Reynold? Atau, bagaimana kalau si cewek dan cowok kedudukannya sama,
sama-sama kaya? Sama-sama punya popularitas?”
“Tapi di sinetron-sinetron...”
“Sinetron aja dipercaya!! Pikirkan dengan
logika dong!” Potong Alex kejam. “Kalau kasus yang kedua, si cewek dan si cowok
berantem terus. Bukannya artinya mereka saling memikirkan satu sama lain?”
“Hah?”
“Awalnya mereka berantem. Jadi, mereka
terus-menerus mikirin satu sama lain. Alasannya, pasti mereka lagi mikirin
bagaimana membalas lawannya. Nah, kalau satu salah satu dari mereka merasa
bosan, dan nggak berantem lagi, bagaimana perasaan yang satunya? Pasti sakit
hati dong!! Si lawannya senang sendirian, sedangkan dia masih terbakar dendam.
Tapi lalu salah sangka dengan menyangka dia cemburu. Bagaimana menurutmu?”
“Iya juga sih...”
“Benerkan? Kesimpulannya, belum tentu yang
dirasakan dari kedua kasus itu adalah cinta.”
“Tapi ada juga di cerita lain, si cewek
jatuh cinta sama cowok baik, tapi akhirnya cinta sejatinya ada sama cowok lain
yang keliatannya kasar, tapi sebenarnya amat sangat baik.”
“Yah... sama juga. Kadang tokoh cowok
keduanya malah sangat lembut kayak pangeran. Kesannya, cowok cinta pertama itu
Cuma dekorasi cerita saja ya.” Timpal Alex lagi. “Bagaimana kalau nanti ada
cowok yang sama persis kayak cowoknya yang sekarang? Siapa yang dia plih?”
“Ya, kalau sama saja, cowoknya yang
sekarang dong!”
“Belum tentu. Mungkin saja cowok baru itu
lebih baik. Individu itu kan tidak pernah sama. Kalau si cewek sudah tahu
bagaimana cowok pertama, nggak ada salahnya kalau dia lebih memilih cowok kedua
kan?”
“Ribet banget sih, kalau ngomong perasaan
dengan kakak!” Selly kesal. “Jadi kakak nggak percaya dengan perasaan cinta ya?
Jadi bagaimana dengan orang yang berteman sejak kecil, bukankah dengan terlalu
lama berteman perasaan suka itu malah jadi samar? Bagaimana kakak tahu kalau
kakak jatuh cinta?”
“Soal itu sih...” Alex tampak bingung
menjawabnya. Tapi kemudian perhatian mereka teralih karena pertengkaran khas
antar kekasih. Tapi ada yang berbeda.
“Cristine?” Gumam Alex.
“Kak Ricky?” Gumam Selly tak percaya.
Mereka langsung saling pandang, karena mereka bergumam serempak. Bukan waktunya
membahas itu!!! Dan kita kembali ke adegan utama.
“Kukira kita sudah sepakat.” Kata Cristine
pelan. “Kalau kita sudah tidak pacaran lagi.”
???
Di sudut kampus, di sore hari disaat tidak
begitu banyak orang, ada dua pasangan. Yang satu sedang bertengkar, dan yang
satunya sibuk mengintip dari baik semak. Mendengar kata-kata Cristine, pasangan
kedua tercengang.
Ini Cristine dan Ricky loh!!! Cristine,
model berbakat yang menjadi idola di kampus, yang hanya berdiri saja langsung
membuat puluhan, ratusan, sebanyak mungkin pasang mata menoleh dan tertangkap
pesonanya!! Ricky, cowok tajir dengan pergaulan paling luas di kampus!! Dia
juga idola yang membuat semua wanita mendamba menjadi pacarnya!! Mereka
pacaran??!!!
“Mustahil, kak Ricky dan kak Cristine kan
jarang bersama di kampus? Kenapa tiba-tiba bicara soal putus di sini?” bisik
Selly, terlalu takut untuk ketahuan. Alex sendiri tampak berpikir keras.
“Tidak, sampai kamu bilang alasannya.” Kata
Ricky. Alex dan Selly mengintip dengan penuh minat. Karena, ada beberapa alasan
tertentu selain yang pertama tadi.
“Aku sudah nggak mungkin bersamamu lagi.”
Jawab Cristine.
“Apapun sudah kulakukan, bahkan aku sudah
menyembunyikan hubungan kita!”
Kata Cristine biasa saja. “Pokoknya aku mau
kita putus.”
“Kak Cristine jahat amat!! Kak Ricky yang
baik gitu tapi malah diputusin. Mentang-mentang dia terkenal!” Kata Selly agak
berapi-api, tapi tetap berusaha sembunyi.
“Jangan salahin Cristine dong! Mungkin juga
Ricky yang salah, atau ada alasan lain.”
“Kok kakak belain si Cristine sombong itu
sih? Jelas-jelas dia bilang bosan!”
“Kok kamu juga belain si Ricky terus sih?
Memangnya dia pernah baik sama kamu!!”
“Siapa disitu!!!”
Tanpa sadar, ternyata emosi mereka yang
naik itu membuat mereka ketahuan!!
“Kalian ngintip ya?” Tanya Cristine berang.
Selly dan Alex nggak bisa berkata apa-apa.
“Selly!! Kamu Selly kan?” Tanya Ricky
cepat. Semuanya heran.
“I, iya, kak. Ada apa?” Tanya Selly kaget.
Dia nggak nyangka kalau Ricky masih ingat dia.
“Kamu mau ikut aku ke pesta ulangtahun
kampus kita kan?”
“Hah?”
* * *
Singkat cerita, ternyata selagi emosi Selly
dan Alex naik, Cristine dan Alex membuat taruhan. Agak susah juga kalo dibilang
taruhan, karena yang dipertaruhkan nggak ada. Cuma ego saja.
“Ricky, kamu main-main? Buat apa kamu ajak
dia ke pesta di kampus kita. Kamu mau mempermalukan imagemu?”
“Biar kubuktikan, kalo tanpa kamu pun aku
bisa.” Kata Ricky. “Terserah kalau kamu mau bawa teman modelmu atau siapapun.
Seperti barang, modelpun kalau ada yang baru juga pasti menarik perhatian.”
“Apa?!” Emosi Cristine langsung naik. Tiba-tiba
pandangan matanya beradu dengan si kuyu Alex. Cristine langsung menarik lengan
Aex.
“Ok!! Kalau kamu dengan si dekil itu, aku
dengan Alex!”
“Hah! Sekarang kamu mau pake si kuyu yang
otaknya Cuma komputer itu?”
“Kita lihat saja nanti, siapa yang bisa
menarik perhatian orang-orang!!!”
Intinya, ini Cuma ego kan?
“Maaf ya, membuat kalian terseret dalam
masalah kami.” Kata Ricky sewaktu mereka di dalam kafe. Selly hanya bisa
mengangguk malu.
Dia masih nggak percaya, bisa ngobrol sama
orang terkenal di kampus. Terbersit rasa senang dan bangga. Selama ini dia dan
Alex terkenal sebagai ‘pasangan aneh’. Selly yang mungil, dekil (nggak pernah
memperhatikan penampilan. Rambutnya Cuma di kepang dua), dan hampir selalu berada di dalam tumpukan
buku membuat auranya hampir nggak bisa dirasakan orang. Sedangkan Alex kurus,
jangkung, dan kuyu. Selalu bawa laptop kemana-mana. Seram kan?
“Aku jadi ingat Cristine.” Kata Ricky. “Dia
dulu juga cewek biasa yang rendah diri, tapi kemudian akhirnya jadi model
seperti sekarang.”
Cerita
pertama, pikir Selly. Dia langsung teringat soal Alex. Ngapain Alex
sekarang? Masih teringat jelas di ingatan Selly Alex yang membela Cristine,
juga wajahnya yang kebingungan waktu ditanya soal caranya mengetahui orang
jatuh cinta waktu itu. Jangan-jangan...
“Selly, mungkin ini susah, tapi bisa nggak
nggak usah ketemuan lagi dengan Alex?” Tanya Ricky tiba-tiba.
“Kenapa?”
“Mungkin Cristine juga bilang begitu ke
Alex. Apalagi kondisinya seperti sekarang. Bisa-bisa semua urusannya membuat
kalian susah.”
“Apa kak Ricky mau baikan lagi?”
“Yah... mungkin sudah tidak bisa lagi...”
* * *
“Jadi?” Tanya Alex. Kali ini di hari
Jum’at, mereka makan bareng di kafe langganan.
“Yah... mungkin ini salah paham saja.
Bagaimana kalau kita buat mereka baikan lagi?” Tanya Selly. Keliatan banget si
Alex nggak senang.
“Itu nggak bisa. Biarkan saja mereka putus.
Cristine nggak bisa bahagia kalau bersama Ricky.” Komentar Alex.
“Kok kakak ngomong begitu sih? Kasihan kak
Ricky tau, dia sudah putus asa gitu!! Kenapa kakak nggak senang? Apa karena
kakak suka dengan Cristine?” Tanya Selly setengah kesal, setengah heran,
setengah nggak terima.
“Apa? Kamu tahu darimana?” Tanya Alex
kaget. Selly sudah menduga, dari sikapnya, dari kata-katanya... tapi ini
keterlaluan!!
“Jahat banget! Kakak egois!” Selly marah.
“Meski aku menyukainya, bukan Cuma itu saja
yang membuatku setuju Cristine baikan lagi dengan Ricky. Kamu juga, suka sama
Ricky kan? Tapi kenapa kamu malah mau membuat mereka berbaikan?”
“Aku...” Selly terdiam. Ternyata kak Alex
juga tahu kalau dia suka dengan Ricky. “Asalkan kak Ricky bahagia sih...
aku...”
“Jangan bohong.” Potong Alex. “Kamu Cuma
nggak percaya diri untuk merebut Ricky dari Cristine. Kalau nanti Ricky suka
padamu, bukan nggak mungkin nanti kamu jadi pacarnya kan?”
PLAAAKKKK!!!!
Selly merasa ada yang hancur. Alex di
depannya, meraba pipi yang mulai memerah, dan memandangnya dengan tatapan tak
percaya apa barusan yang sudah terjadi. Selly menamparnya!! Ketakutan menguasai
Selly. Dia langsung berlari keluar, dan tidak mau bertemu Alex lagi.
* **
Hari Senin tiba, hari peringatan berdirinya
kampus dan malamnya ada pesta. Semua orang bergembira dengan caranya
masing-masing. Makanan, minuman, dan hiburan bertaburan. Semua berkilauan.
Selly berdiri dengan gugup. Semua orang
menatapnya dan berbisik-bisik di belakangnya. Dia memakai gaun terusan putih
yang dipilihkan Ricky. Roknya bergaya payung, yang hanya selutut. Simple
sebenarnya, tapi Selly tidak pernah mencoba gaun dan sepatu hak tinggi
sebelumnya, jadi dia senang sekali. Tapi reaksi orang-orang jadi aneh,
membuatnya jadi nggak percaya diri.
“Malam ini kamu cantik.” Kata Ricky memuji.
Selly merasa mukanya merah padam. Benarkah
kak Ricky berkata yang sebenarnya? Kalau melihat orang-orang tadi, Selly
sudah nggak PD lagi. Tapi kak Ricky sudah berusaha menjaga perasaannya,
membuatnya bersemangat. Selly berusaha supaya nggak terpuruk.
Dan ketika baru saja Selly dan Ricky sampai
di lantai dansa, terdengar riuh cewek-cewek yang kaget. Selly dan Ricky spontan
langsung melihat ke arah riuhan itu dan melihat Cristine bersama seorang cowok
yang ganteng!!!
“Kak Alex?” Gumam Selly takjub.
“Apa? Itu Alex?” Tanya Ricky nggak percaya.
“Itu beneran kak Alex.” Jawab Selly yakin.
Tidak ada lagi penampilan kuyu. Tidak ada juga jambang yang tidak terurus.
Tidak ada lagi pakaian sembarangan. Rambut yang sudah dipotong, jambang
dicukur, dan penampilan yang diperbaiki. Alex sudah berubah!!!
* * *
Pesta sudah berlalu, dan hidup Alex sedikit
banyak sudah berubah. Sekarang ada saja yang coba-coba melirik padanya,
mengajaknya ngobrol, bahkan mengajaknya kencan!! Tadinya hidupnya Cuma berkisar
antara komputer dan Selly, tapi sekarang terbagi banyak antara komputer,
pergaulan, dan juga cewek-cewek. Selly tidak lagi ada, dan tidak ada lagi yang
seperti Selly.
Cristine datang ke bangkunya. Kelihatannya
dia ceria-ceria saja.
“Halo, artis baru.” Sapanya riang. Alex
mencoba tersenyum, meski agak berat.
“Hi, Cris.” Sapanya balik.
“Pasti capek ya, kayak selebritis dadakan.
Dulu aku juga begitu, tapi sekarang nggak apa-apa.”
“Ya... kira-kira seperti itu. Rasanya jadi
agak sibuk.”
“Yah, kalau ini jadi masalah, berarti
termasuk salah kami juga. Bahkan ternyata kamu dan Selly betul-betul bertengkar.
Padahal kalian sangat akrab kan?”
“Cristine, pernah nggak terpikir lagi untuk
baikan setelah malam itu?” Tanya Alex. Cristine terdiam.
“Mungkin tidak akan bisa, meski aku mau.”
Alex nggak ngomong apa-apa lagi. Dia
teringat Selly, ketika dia ditampar Selly waktu itu, terlebih pada malam pesta
di kampus waktu itu. Selly juga berubah. Kacamatanya yang tebal sudah berganti
lensa kontak, rambutnya yang dulu hanya dikepang dua bahkan yang tidak sempat
tersisir sudah tertata rapi, dan sapuan make-up natural yang membuat Selly jadi
berbeda. Tapi biar berubah bagaimanapun, Alex tetap bisa mengenalnya. Kenapa?
“Gimana kalau kita jalan habis ini?” Tanya
Cristine. Alex mengangguk tanda setuju. Dia sudah menyelesaikan tugasnya, jadi
bisa ambil waktu jalan-jalan.
*
“Hati-hati dong!” Seru seseorang ketika
Alex lewat. Dilihatnya cewek sendirian mengambil buku-buku yang berserakan.
Wajahnya hampir menangis. Alex langsung datang dan menolongnya.
“Mau kemana?” Sapa Alex. Cewek itu kaget,
dia nggak menyangka ada Alex disekitarnya. Kelihatannya cewek ini tipe yang
kikuk. Rupanya cewek itu mau mengembalikan buku ke perpustakaan.
Alex suah lama nggak melihat perpustakaan
lagi. Perpustakaan adalah tempat pertama kali Alex dan Selly bertemu. Selly
anggota perpustakaan, dan Alex mencari buku untuk tugasnya. Selly yang dulu
masih gaptek itu akhirnya dibantu Alex untuk mengoperasikan komputer.
Cewek itu namanya Alicia. Postur tubuhnya agak
tinggi, feminim, dan pendiam. Penampilannya biasa-biasa saja, tapi dia kikuk. Alex
nggak menyangka ada yang seperti Selly, cewek pendiam, baik, juga sangat
menyukai buku.
* *
*
Selly menatap tumpukan buku dihadapannya.
Begitu dia melihat Alex, tanpa sadar dia bersembunyi. Dia melihat hidup Alex
sangat senang. Dan sekarang, ada lagi cewek yang ada di sampingnya. Segan
rasanya menyapa Alex lagi, apalagi kalau ingat kejadian di kafe dulu.
“Kenapa Sel? Kok main sembunyi-sembunyi
gitu?” Tanya Reni, di belakangnya.
“Nggak ada apa-apa kok.” Ternyata Selly
masih bersikap sembunyi-sembunyi dibalik lemari.
Sekarang, teman Selly bertambah banyak.
Cewek, cowok, semuanya mau menyapanya dengan senyum. Ternyata Ricky sudah
membuka dunianya. Ricky sekarang selalu datang kalau Selly sedang piket.
Meminjam buku atau sekedar menyapa saja. Kadang-kadang mengajaknya makan
bareng. Selly bahagia, sangat bahagia. Tapi kenapa, hatinya sama sekali nggak
tenang?
* *
*
“Kenapa melamun?” Tanya seseorang
menyadarkan Alex. Ternyata itu Cristine.
Dia tetap terlihat cantik, semakin hari semakin cantik. Semakin baik
hati, semakin ramah, semakin disukai orang.
“Tidak, Cuma...”
“Selly ya?” Tanya Cristine, karena jauh
tepat di depan mereka, ada Selly. Berdiri berbincang dengan temannya, dengan
senyuman yang selalu merekah dimanapun mereka berada. “Sulit dipercaya ya,
kalian yang dulunya punya sedikit teman, sekarang punya banyak teman. Dulu
kalian saling bergantung satu sama lain, sekarang terpisah begini jauhnya.
Alex,”
“Apa?” Tanya Alex tanpa menoleh.
“Kamu suka dengan Selly ya?” Tanya Cristine
lagi.
“Tidak.” Jawab Alex yakin. “Dia sekarang
bukan Selly yang kukenal. Lagipula, tanpa akupun dia masih baik-baik saja.”
Setiap Alex pergi ke sana atau bersama Alicia, Selly tidak pernah ada disana.
Tidak pernah ada. Tidak ada Selly yang selalu membatu kalau sudah membaca, lalu
menceritakannya sambil menerawang. Tidak ada lagi Selly yang selalu cemberut
kalau dibilang mungil, tidak ada lagi Selly yang mengagetkannya dengan tumpukan
buku yang sengaja dihempaskan. Tidak ada. Sekarang Alicia yang melakukannya.
“Baik-baik saja?” Ulang Cristine. “Dulu aku
juga berpikir seperti itu. Tapi...”
“Tapi apa?”
“O iya. Gimana kabarnya Alicia. Dia mirip
Selly yang dulu kan? Identik dengan buku.” Tanya Cristine lagi. Tapi kali ini
Alex hanya diam, dan kemudian menjawab, “Aku duluan, sebentar lagi kelasnya
mulai.”
Alex mulai terus-menerus memikirkan Alicia.
Sekarang, mereka mulai akrab. Selain bersama Cristine, Alex Cuma akrab dengan
Alicia, dan itu membuat semua orang menduga-duga, apakah Alicia memang jadi
pacar baru Alex. Pacar baru? Ya benar, karena mereka berpikir Alex dan Selly
dulu pacaran.
Hari ini, Alex benar-benar nggak tahu apa
yang harus dilakukan. Alicia ternyata menyukainya. Bagaimana sekarang Alex
harus menjawabnya?
Alex,
nggak apa kan? Alicia itu cantik, baik, penurut, dan ramah. Dia juga
menyukaimu. Tidak seperti Selly. Pikirannya terus merongrong, menyuruhnya
menerima Alicia. Selly yang dulunya
selalu bersamamu, sekarang meninggalkanmu begitu saja. Dia sekarang sudah tidak
membutuhkanmu. Alicia mencintaimu. Dia membutuhkanmu!!!
Butuh...?
Cinta...?
Meski pikiran terus, dan terus saja
merongrongnya, entah kenapa Alex merasa ada yang kurang. Alex merasa ada yang
salah. Alex masih merasa tidak bisa menerima Alicia. Tapi apa? Apa masalahnya?
Padahal… ini persis sama seperti dulu. Tapi bukannya melupakan Selly,
Alex malah mengingat Selly terus!! Jadi apa? Apa masalahnya?
Dan tepat di saat itu, hati Alex terlonjak.
Dia melihat Selly menangis, dan ada Ricky di depannya. Amarah menguasai hati
Alex. Tanpa ragu dia mendatangi Ricky dan Selly.
“Kalian...” Tegur Alex.
“Alex...” Selly kaget, begitu pula Ricky.
Selly langsung terlihat gugup, dan dia lari!!! Selly langsung melarikan diri
untuk kedua kalinya. Tapi kini Alex tidak mempermasalahkan hal itu. Dia
langsung menghampiri Ricky.
“Kau, apa yang kau lakukan pada Selly?”
Tanya Alex, meraih kerah Ricky. Ricky tidak menjawab, membuat Alex semakin
berang. “Katakan!!!”
“Kenapa
tanya padaku? Tanya pada dirimu sendiri!!” Balas Ricky nggak kalah
garang. Alex merasa ada yang aneh dengan kata-kata Ricky. Dia menurunkan
tangannya.
“Apa maksudmu?”
“Jadi kamu nggak tahu ya?” Tanya Ricky. “Selly
sudah berulang kali menolak cowok karena dia menyukai seseorang. Hari ini aku
tanya soal orang itu, dan hasilnya dia menangis.
“Aku tahu orang itu, dan aku mengenal orang
yang mirip dengannya. Jadi kutanyakan padanya, kenapa nggak memilih orang itu?
Cowok yang disukainya kelihatannya nggak menyukainya. Tahu apa jawabannya?”
“Apa?” Tanya Alex.
“Bukan
kebiasaan, kemiripan yang kusuka darinya. Kak, yang kucintai itu
dia. Dia seutuhnya… bukan hanya type seperti dia.. Meskipun sama, kalau
bukan dia, tidak bisa. Aku tidak bisa menyukai orang lain selain dia. Hanya dia saja…”
“Dia mengatakan hal itu sampai menangis.
Dan tahu siapa cowok yang dia sukai itu? Cowok itu kamu. Kamu yang selama ini
mengacuhkan dia dan memilih menemani cewek lain hanya karena cewek itu mirip
dengan Selly yang dulu. Kamu juga menyukainya kan? Makanya begitu melihat Selly
menangis, kamu langsung marah.”
“Aku...”
“Kenapa kamu masih disini? Kamu harus mengejar
dia!” Kata Ricky memberi semangat.
Alex kebingungan. Tapi dorongan Ricky
membuat Alex berlari mengejar Selly. Semangat berkobar begitu saja. Seperti
orang yang kehausan dan menemukan mata air yang tinggal beberapa meter darinya.
Alex berlari penuh harapan.
* *
*
Ricky hanya tersenyum melihat Alex. Dan
tanpa disadarinya, ada Cristine di sampingnya.
“Lucu ya?” Cristine juga memandang
kepergian Alex.
“Kenapa?”
“Rasanya. Beberapa minggu yang lalu kita
adalah tokoh utamanya. Dan sekarang, kita ditinggalkan seperti tokoh pembantu.”
“Benar juga ya. Tadinya kita bertengkar,
lalu sekarang Cuma ada ada kita berdua ditempat seperti ini. Sebenarnya...”
Ricky agak ragu mengatakannya. “Tadi aku berniat serius mendekati Selly. Tapi
kata-katanya menyadarkan aku. Cristine,”
“Kenapa?” Tanya Cristine, menoleh ke arah
Ricky. Tak terasa, dalam benak Cristine, sudah lama sekali nggak melihat wajah
Ricky. Timbul rasa kangen yang nggak diduga.
“Maaf, ya? “ Kata Ricky meraih tangan
Cristine. “Aku salah. Bahkan sampai dua kali. Kali ini aku tanpa sadar
mendekati Selly hanya untuk membuatmu cemburu. Maaf, maafkan aku. Aku nggak
bisa mencintai orang lain selain kamu.”
Cristine terdiam. Dia juga melakukan hal
sama pada Alex. Rupanya mereka sama. Cristine nggak sanggup lagi. Dia langsung
mendekap Ricky. Airmatanya mengalir. Ricky membalas memeluknya. Rasanya sudah
lama, lama sekali...
“Cristine,” Kata Ricky. “Kita bukanlah
pengganti. Selamanya, kita selalu tokoh utamanya di cerita kita. Kamu setuju?”
“Ya.” Kata Cristine. Dan cerita barupun di
mulai....
THE END
Jakarta, 8 oct 2009
17.24 wib
Cerita ini sudah pernah di posting di website lain, jauh sebelum aku punya blog pribadi.
Dan banyak lagi... cerita yang sudah bertebaran begitu aku ada ide. Dan akhirnya lupa di web mana aja (ToT).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jadi, apa yang harus dilakukan untuk cerita kali ini?