Minggu, 23 November 2014

Tales (of) Love?

Banyak manusia di dunia ini, tapi mengapa hanya satu yang bisa jadi pasangan kita?


Gadis, seorang cewek biasa-biasa saja bertemu dengan Reynold, cowok yang tajir, ganteng dan pintar. Karena kecelakaan, mereka terpaksa pura-pura pacaran. Reynold pun mengubah Gadis dan dia sendiri kaget melihat hasilnya!! Gadis ternyata punya kecantikan dan bakat terpendam. Banyak yang terjadi, dan merekapun menyadari kalau mereka saling menyukai. Akhirnya mereka bahagia.


“Jadi, akhirnya gadis itu menemukan pangerannya, di masa sekarang.” Kata Selly mengakhiri dongengnya. Dia kelihatan bahagia menceritakan alur cerita novel yang dibacanya.
“Bukannya itu aneh?” Tanya Alex, dengan tampang heran. “Itu alur cerita yang nggak menarik tahu!!”
“Bagaimana dengan ini. Cewek dan cowok yang berantem terus tapi akhirnya saling jatuh cinta. Bukannya susah? Banyak plotnya. Mereka saling jatuh cinta, tapi susah buat nyatainnya. Gimana?”
“Itu juga nggak menarik.”
“Ah, kak Alex memang nggak suka sama novel!! Sia-sia aja aku cari referensi buat kakak kalau yang di otak kakak Cuma komputer terus!!” Kata Selly kesal.
“Sembarangan!! Coba pikir ya. Kasus pertama,” kata Aex mencoba menjelaskan. Selly langsung bertanya dalam hati, kasus? “si cewek itu gadis biasa-biasa saja. Tampang pas-pasan, otak pas-pasan,  uang juga pas-pasan. Tiba-tiba muncul pangeran yang bahkan untuk berdekatan saja dia nggak pernah bermimpi. Cowok yang dia tahu suka padanya, yang tahu dia apa adanya. Dia langsung berpacaran dengan high standard macam Reynold itu, dan karena Reynoldlah dia terkenal!! Kamu udah ngerti?”
“Apaan?”
“Bukankah perasaan si cewek bukan perasaan cinta yang sebenarnya? Dia nggak bisa memilih siapapun, dan yang dia tahu Cuma Reynold. Tadinya pun Reynold Cuma mau manfaatin dia kan? Sehabis itu mereka tambah dekat dan tambah dekat. Menurutmu, sempatkah dia mencari pria lain? Gadis itu betul-betul suka? Apakah waktu nanti ada pria lain, dia masih tetap suka sama Reynold? Atau, bagaimana kalau si cewek dan cowok kedudukannya sama, sama-sama kaya? Sama-sama punya popularitas?”
“Tapi di sinetron-sinetron...”
“Sinetron aja dipercaya!! Pikirkan dengan logika dong!” Potong Alex kejam. “Kalau kasus yang kedua, si cewek dan si cowok berantem terus. Bukannya artinya mereka saling memikirkan satu sama lain?”
“Hah?”
“Awalnya mereka berantem. Jadi, mereka terus-menerus mikirin satu sama lain. Alasannya, pasti mereka lagi mikirin bagaimana membalas lawannya. Nah, kalau satu salah satu dari mereka merasa bosan, dan nggak berantem lagi, bagaimana perasaan yang satunya? Pasti sakit hati dong!! Si lawannya senang sendirian, sedangkan dia masih terbakar dendam. Tapi lalu salah sangka dengan menyangka dia cemburu. Bagaimana menurutmu?”
“Iya juga sih...”
“Benerkan? Kesimpulannya, belum tentu yang dirasakan dari kedua kasus itu adalah cinta.”
“Tapi ada juga di cerita lain, si cewek jatuh cinta sama cowok baik, tapi akhirnya cinta sejatinya ada sama cowok lain yang keliatannya kasar, tapi sebenarnya amat sangat baik.”
“Yah... sama juga. Kadang tokoh cowok keduanya malah sangat lembut kayak pangeran. Kesannya, cowok cinta pertama itu Cuma dekorasi cerita saja ya.” Timpal Alex lagi. “Bagaimana kalau nanti ada cowok yang sama persis kayak cowoknya yang sekarang? Siapa yang dia plih?”
“Ya, kalau sama saja, cowoknya yang sekarang dong!”
“Belum tentu. Mungkin saja cowok baru itu lebih baik. Individu itu kan tidak pernah sama. Kalau si cewek sudah tahu bagaimana cowok pertama, nggak ada salahnya kalau dia lebih memilih cowok kedua kan?”
“Ribet banget sih, kalau ngomong perasaan dengan kakak!” Selly kesal. “Jadi kakak nggak percaya dengan perasaan cinta ya? Jadi bagaimana dengan orang yang berteman sejak kecil, bukankah dengan terlalu lama berteman perasaan suka itu malah jadi samar? Bagaimana kakak tahu kalau kakak jatuh cinta?”
“Soal itu sih...” Alex tampak bingung menjawabnya. Tapi kemudian perhatian mereka teralih karena pertengkaran khas antar kekasih. Tapi ada yang berbeda.
“Cristine?” Gumam Alex.
“Kak Ricky?” Gumam Selly tak percaya. Mereka langsung saling pandang, karena mereka bergumam serempak. Bukan waktunya membahas itu!!! Dan kita kembali ke adegan utama.
“Kukira kita sudah sepakat.” Kata Cristine pelan. “Kalau kita sudah tidak pacaran lagi.”

???

Di sudut kampus, di sore hari disaat tidak begitu banyak orang, ada dua pasangan. Yang satu sedang bertengkar, dan yang satunya sibuk mengintip dari baik semak. Mendengar kata-kata Cristine, pasangan kedua tercengang.
Ini Cristine dan Ricky loh!!! Cristine, model berbakat yang menjadi idola di kampus, yang hanya berdiri saja langsung membuat puluhan, ratusan, sebanyak mungkin pasang mata menoleh dan tertangkap pesonanya!! Ricky, cowok tajir dengan pergaulan paling luas di kampus!! Dia juga idola yang membuat semua wanita mendamba menjadi pacarnya!! Mereka pacaran??!!!
“Mustahil, kak Ricky dan kak Cristine kan jarang bersama di kampus? Kenapa tiba-tiba bicara soal putus di sini?” bisik Selly, terlalu takut untuk ketahuan. Alex sendiri tampak berpikir keras.
“Tidak, sampai kamu bilang alasannya.” Kata Ricky. Alex dan Selly mengintip dengan penuh minat. Karena, ada beberapa alasan tertentu selain yang pertama tadi.
“Aku sudah nggak mungkin bersamamu lagi.” Jawab Cristine.
“Apapun sudah kulakukan, bahkan aku sudah menyembunyikan hubungan kita!”
Kata Cristine biasa saja. “Pokoknya aku mau kita putus.”
“Kak Cristine jahat amat!! Kak Ricky yang baik gitu tapi malah diputusin. Mentang-mentang dia terkenal!” Kata Selly agak berapi-api, tapi tetap berusaha sembunyi.
“Jangan salahin Cristine dong! Mungkin juga Ricky yang salah, atau ada alasan lain.”
“Kok kakak belain si Cristine sombong itu sih? Jelas-jelas dia bilang bosan!”
“Kok kamu juga belain si Ricky terus sih? Memangnya dia pernah baik sama kamu!!”
“Siapa disitu!!!”
Tanpa sadar, ternyata emosi mereka yang naik itu membuat mereka ketahuan!!
“Kalian ngintip ya?” Tanya Cristine berang. Selly dan Alex nggak bisa berkata apa-apa.
“Selly!! Kamu Selly kan?” Tanya Ricky cepat. Semuanya heran.
“I, iya, kak. Ada apa?” Tanya Selly kaget. Dia nggak nyangka kalau Ricky masih ingat dia.
“Kamu mau ikut aku ke pesta ulangtahun kampus kita kan?”
“Hah?”

* * *

Singkat cerita, ternyata selagi emosi Selly dan Alex naik, Cristine dan Alex membuat taruhan. Agak susah juga kalo dibilang taruhan, karena yang dipertaruhkan nggak ada. Cuma ego saja.
“Ricky, kamu main-main? Buat apa kamu ajak dia ke pesta di kampus kita. Kamu mau mempermalukan imagemu?”
“Biar kubuktikan, kalo tanpa kamu pun aku bisa.” Kata Ricky. “Terserah kalau kamu mau bawa teman modelmu atau siapapun. Seperti barang, modelpun kalau ada yang baru juga pasti menarik perhatian.”
“Apa?!” Emosi Cristine langsung naik. Tiba-tiba pandangan matanya beradu dengan si kuyu Alex. Cristine langsung menarik lengan Aex.
“Ok!! Kalau kamu dengan si dekil itu, aku dengan Alex!”
“Hah! Sekarang kamu mau pake si kuyu yang otaknya Cuma komputer itu?”
“Kita lihat saja nanti, siapa yang bisa menarik perhatian orang-orang!!!”

Intinya, ini Cuma ego kan?

“Maaf ya, membuat kalian terseret dalam masalah kami.” Kata Ricky sewaktu mereka di dalam kafe. Selly hanya bisa mengangguk malu.
Dia masih nggak percaya, bisa ngobrol sama orang terkenal di kampus. Terbersit rasa senang dan bangga. Selama ini dia dan Alex terkenal sebagai ‘pasangan aneh’. Selly yang mungil, dekil (nggak pernah memperhatikan penampilan. Rambutnya Cuma di kepang dua),  dan hampir selalu berada di dalam tumpukan buku membuat auranya hampir nggak bisa dirasakan orang. Sedangkan Alex kurus, jangkung, dan kuyu. Selalu bawa laptop kemana-mana. Seram kan?
“Aku jadi ingat Cristine.” Kata Ricky. “Dia dulu juga cewek biasa yang rendah diri, tapi kemudian akhirnya jadi model seperti sekarang.”
Cerita pertama, pikir Selly. Dia langsung teringat soal Alex. Ngapain Alex sekarang? Masih teringat jelas di ingatan Selly Alex yang membela Cristine, juga wajahnya yang kebingungan waktu ditanya soal caranya mengetahui orang jatuh cinta waktu itu. Jangan-jangan...
“Selly, mungkin ini susah, tapi bisa nggak nggak usah ketemuan lagi dengan Alex?” Tanya Ricky tiba-tiba.
“Kenapa?”
“Mungkin Cristine juga bilang begitu ke Alex. Apalagi kondisinya seperti sekarang. Bisa-bisa semua urusannya membuat kalian susah.”
“Apa kak Ricky mau baikan lagi?”
“Yah... mungkin sudah tidak bisa lagi...”

* * *

“Jadi?” Tanya Alex. Kali ini di hari Jum’at, mereka makan bareng di kafe langganan.
“Yah... mungkin ini salah paham saja. Bagaimana kalau kita buat mereka baikan lagi?” Tanya Selly. Keliatan banget si Alex nggak senang.
“Itu nggak bisa. Biarkan saja mereka putus. Cristine nggak bisa bahagia kalau bersama Ricky.” Komentar Alex.
“Kok kakak ngomong begitu sih? Kasihan kak Ricky tau, dia sudah putus asa gitu!! Kenapa kakak nggak senang? Apa karena kakak suka dengan Cristine?” Tanya Selly setengah kesal, setengah heran, setengah nggak terima.
“Apa? Kamu tahu darimana?” Tanya Alex kaget. Selly sudah menduga, dari sikapnya, dari kata-katanya... tapi ini keterlaluan!!
“Jahat banget! Kakak egois!” Selly marah.
“Meski aku menyukainya, bukan Cuma itu saja yang membuatku setuju Cristine baikan lagi dengan Ricky. Kamu juga, suka sama Ricky kan? Tapi kenapa kamu malah mau membuat mereka berbaikan?”
“Aku...” Selly terdiam. Ternyata kak Alex juga tahu kalau dia suka dengan Ricky. “Asalkan kak Ricky bahagia sih... aku...”
“Jangan bohong.” Potong Alex. “Kamu Cuma nggak percaya diri untuk merebut Ricky dari Cristine. Kalau nanti Ricky suka padamu, bukan nggak mungkin nanti kamu jadi pacarnya kan?”
PLAAAKKKK!!!!
Selly merasa ada yang hancur. Alex di depannya, meraba pipi yang mulai memerah, dan memandangnya dengan tatapan tak percaya apa barusan yang sudah terjadi. Selly menamparnya!! Ketakutan menguasai Selly. Dia langsung berlari keluar, dan tidak mau bertemu Alex lagi.

* **

Hari Senin tiba, hari peringatan berdirinya kampus dan malamnya ada pesta. Semua orang bergembira dengan caranya masing-masing. Makanan, minuman, dan hiburan bertaburan. Semua berkilauan.
Selly berdiri dengan gugup. Semua orang menatapnya dan berbisik-bisik di belakangnya. Dia memakai gaun terusan putih yang dipilihkan Ricky. Roknya bergaya payung, yang hanya selutut. Simple sebenarnya, tapi Selly tidak pernah mencoba gaun dan sepatu hak tinggi sebelumnya, jadi dia senang sekali. Tapi reaksi orang-orang jadi aneh, membuatnya jadi nggak percaya diri.
“Malam ini kamu cantik.” Kata Ricky memuji. Selly merasa mukanya merah padam. Benarkah kak Ricky berkata yang sebenarnya? Kalau melihat orang-orang tadi, Selly sudah nggak PD lagi. Tapi kak Ricky sudah berusaha menjaga perasaannya, membuatnya bersemangat. Selly berusaha supaya nggak terpuruk.
Dan ketika baru saja Selly dan Ricky sampai di lantai dansa, terdengar riuh cewek-cewek yang kaget. Selly dan Ricky spontan langsung melihat ke arah riuhan itu dan melihat Cristine bersama seorang cowok yang ganteng!!!
“Kak Alex?” Gumam Selly takjub.
“Apa? Itu Alex?” Tanya Ricky nggak percaya.
“Itu beneran kak Alex.” Jawab Selly yakin. Tidak ada lagi penampilan kuyu. Tidak ada juga jambang yang tidak terurus. Tidak ada lagi pakaian sembarangan. Rambut yang sudah dipotong, jambang dicukur, dan penampilan yang diperbaiki. Alex sudah berubah!!!

* * *

Pesta sudah berlalu, dan hidup Alex sedikit banyak sudah berubah. Sekarang ada saja yang coba-coba melirik padanya, mengajaknya ngobrol, bahkan mengajaknya kencan!! Tadinya hidupnya Cuma berkisar antara komputer dan Selly, tapi sekarang terbagi banyak antara komputer, pergaulan, dan juga cewek-cewek. Selly tidak lagi ada, dan tidak ada lagi yang seperti Selly.
Cristine datang ke bangkunya. Kelihatannya dia ceria-ceria saja.
“Halo, artis baru.” Sapanya riang. Alex mencoba tersenyum, meski agak berat.
“Hi, Cris.” Sapanya balik.
“Pasti capek ya, kayak selebritis dadakan. Dulu aku juga begitu, tapi sekarang nggak apa-apa.”
“Ya... kira-kira seperti itu. Rasanya jadi agak sibuk.”
“Yah, kalau ini jadi masalah, berarti termasuk salah kami juga. Bahkan ternyata kamu dan Selly betul-betul bertengkar. Padahal kalian sangat akrab kan?”
“Cristine, pernah nggak terpikir lagi untuk baikan setelah malam itu?” Tanya Alex. Cristine terdiam.
“Mungkin tidak akan bisa, meski aku mau.”
Alex nggak ngomong apa-apa lagi. Dia teringat Selly, ketika dia ditampar Selly waktu itu, terlebih pada malam pesta di kampus waktu itu. Selly juga berubah. Kacamatanya yang tebal sudah berganti lensa kontak, rambutnya yang dulu hanya dikepang dua bahkan yang tidak sempat tersisir sudah tertata rapi, dan sapuan make-up natural yang membuat Selly jadi berbeda. Tapi biar berubah bagaimanapun, Alex tetap bisa mengenalnya. Kenapa?
“Gimana kalau kita jalan habis ini?” Tanya Cristine. Alex mengangguk tanda setuju. Dia sudah menyelesaikan tugasnya, jadi bisa ambil waktu jalan-jalan.

*

“Hati-hati dong!” Seru seseorang ketika Alex lewat. Dilihatnya cewek sendirian mengambil buku-buku yang berserakan. Wajahnya hampir menangis. Alex langsung datang dan menolongnya.
“Mau kemana?” Sapa Alex. Cewek itu kaget, dia nggak menyangka ada Alex disekitarnya. Kelihatannya cewek ini tipe yang kikuk. Rupanya cewek itu mau mengembalikan buku ke perpustakaan.
Alex suah lama nggak melihat perpustakaan lagi. Perpustakaan adalah tempat pertama kali Alex dan Selly bertemu. Selly anggota perpustakaan, dan Alex mencari buku untuk tugasnya. Selly yang dulu masih gaptek itu akhirnya dibantu Alex untuk mengoperasikan komputer.
Cewek itu namanya Alicia. Postur tubuhnya agak tinggi, feminim, dan pendiam. Penampilannya biasa-biasa saja, tapi dia kikuk. Alex nggak menyangka ada yang seperti Selly, cewek pendiam, baik, juga sangat menyukai buku.

* * *

Selly menatap tumpukan buku dihadapannya. Begitu dia melihat Alex, tanpa sadar dia bersembunyi. Dia melihat hidup Alex sangat senang. Dan sekarang, ada lagi cewek yang ada di sampingnya. Segan rasanya menyapa Alex lagi, apalagi kalau ingat kejadian di kafe dulu.
“Kenapa Sel? Kok main sembunyi-sembunyi gitu?” Tanya Reni, di belakangnya.
“Nggak ada apa-apa kok.” Ternyata Selly masih bersikap sembunyi-sembunyi dibalik lemari.
Sekarang, teman Selly bertambah banyak. Cewek, cowok, semuanya mau menyapanya dengan senyum. Ternyata Ricky sudah membuka dunianya. Ricky sekarang selalu datang kalau Selly sedang piket. Meminjam buku atau sekedar menyapa saja. Kadang-kadang mengajaknya makan bareng. Selly bahagia, sangat bahagia. Tapi kenapa, hatinya sama sekali nggak tenang?

* * *

“Kenapa melamun?” Tanya seseorang menyadarkan Alex. Ternyata itu Cristine.  Dia tetap terlihat cantik, semakin hari semakin cantik. Semakin baik hati, semakin ramah, semakin disukai orang.
“Tidak, Cuma...”
“Selly ya?” Tanya Cristine, karena jauh tepat di depan mereka, ada Selly. Berdiri berbincang dengan temannya, dengan senyuman yang selalu merekah dimanapun mereka berada. “Sulit dipercaya ya, kalian yang dulunya punya sedikit teman, sekarang punya banyak teman. Dulu kalian saling bergantung satu sama lain, sekarang terpisah begini jauhnya. Alex,”
“Apa?” Tanya Alex tanpa menoleh.
“Kamu suka dengan Selly ya?” Tanya Cristine lagi.
“Tidak.” Jawab Alex yakin. “Dia sekarang bukan Selly yang kukenal. Lagipula, tanpa akupun dia masih baik-baik saja.” Setiap Alex pergi ke sana atau bersama Alicia, Selly tidak pernah ada disana. Tidak pernah ada. Tidak ada Selly yang selalu membatu kalau sudah membaca, lalu menceritakannya sambil menerawang. Tidak ada lagi Selly yang selalu cemberut kalau dibilang mungil, tidak ada lagi Selly yang mengagetkannya dengan tumpukan buku yang sengaja dihempaskan. Tidak ada. Sekarang Alicia yang melakukannya.
“Baik-baik saja?” Ulang Cristine. “Dulu aku juga berpikir seperti itu. Tapi...”
“Tapi apa?”
“O iya. Gimana kabarnya Alicia. Dia mirip Selly yang dulu kan? Identik dengan buku.” Tanya Cristine lagi. Tapi kali ini Alex hanya diam, dan kemudian menjawab, “Aku duluan, sebentar lagi kelasnya mulai.”
Alex mulai terus-menerus memikirkan Alicia. Sekarang, mereka mulai akrab. Selain bersama Cristine, Alex Cuma akrab dengan Alicia, dan itu membuat semua orang menduga-duga, apakah Alicia memang jadi pacar baru Alex. Pacar baru? Ya benar, karena mereka berpikir Alex dan Selly dulu pacaran.


Hari ini, Alex benar-benar nggak tahu apa yang harus dilakukan. Alicia ternyata menyukainya. Bagaimana sekarang Alex harus menjawabnya?


Alex, nggak apa kan? Alicia itu cantik, baik, penurut, dan ramah. Dia juga menyukaimu. Tidak seperti Selly. Pikirannya terus merongrong, menyuruhnya menerima Alicia. Selly yang dulunya selalu bersamamu, sekarang meninggalkanmu begitu saja. Dia sekarang sudah tidak membutuhkanmu. Alicia mencintaimu. Dia membutuhkanmu!!!

Butuh...?
Cinta...?

Meski pikiran terus, dan terus saja merongrongnya, entah kenapa Alex merasa ada yang kurang. Alex merasa ada yang salah. Alex masih merasa tidak bisa menerima Alicia. Tapi apa? Apa masalahnya?
Padahal… ini persis sama seperti dulu. Tapi bukannya melupakan Selly, Alex malah mengingat Selly terus!! Jadi apa? Apa masalahnya?
Dan tepat di saat itu, hati Alex terlonjak. Dia melihat Selly menangis, dan ada Ricky di depannya. Amarah menguasai hati Alex. Tanpa ragu dia mendatangi Ricky dan Selly.
“Kalian...” Tegur Alex.
“Alex...” Selly kaget, begitu pula Ricky. Selly langsung terlihat gugup, dan dia lari!!! Selly langsung melarikan diri untuk kedua kalinya. Tapi kini Alex tidak mempermasalahkan hal itu. Dia langsung menghampiri Ricky.
“Kau, apa yang kau lakukan pada Selly?” Tanya Alex, meraih kerah Ricky. Ricky tidak menjawab, membuat Alex semakin berang. “Katakan!!!”
“Kenapa  tanya padaku? Tanya pada dirimu sendiri!!” Balas Ricky nggak kalah garang. Alex merasa ada yang aneh dengan kata-kata Ricky. Dia menurunkan tangannya.
“Apa maksudmu?”
“Jadi kamu nggak tahu ya?” Tanya Ricky. “Selly sudah berulang kali menolak cowok karena dia menyukai seseorang. Hari ini aku tanya soal orang itu, dan hasilnya dia menangis.
“Aku tahu orang itu, dan aku mengenal orang yang mirip dengannya. Jadi kutanyakan padanya, kenapa nggak memilih orang itu? Cowok yang disukainya kelihatannya nggak menyukainya. Tahu apa jawabannya?”
“Apa?” Tanya Alex.

“Bukan kebiasaan, kemiripan yang kusuka darinya. Kak, yang kucintai itu dia. Dia seutuhnya… bukan hanya type seperti dia.. Meskipun sama, kalau bukan dia, tidak bisa. Aku tidak bisa menyukai orang lain selain dia. Hanya dia saja…

“Dia mengatakan hal itu sampai menangis. Dan tahu siapa cowok yang dia sukai itu? Cowok itu kamu. Kamu yang selama ini mengacuhkan dia dan memilih menemani cewek lain hanya karena cewek itu mirip dengan Selly yang dulu. Kamu juga menyukainya kan? Makanya begitu melihat Selly menangis, kamu langsung marah.”
“Aku...”
“Kenapa kamu masih disini? Kamu harus mengejar dia!” Kata Ricky memberi semangat.
Alex kebingungan. Tapi dorongan Ricky membuat Alex berlari mengejar Selly. Semangat berkobar begitu saja. Seperti orang yang kehausan dan menemukan mata air yang tinggal beberapa meter darinya. Alex berlari penuh harapan.

* * *

Ricky hanya tersenyum melihat Alex. Dan tanpa disadarinya, ada Cristine di sampingnya.
“Lucu ya?” Cristine juga memandang kepergian Alex.
“Kenapa?”
“Rasanya. Beberapa minggu yang lalu kita adalah tokoh utamanya. Dan sekarang, kita ditinggalkan seperti tokoh pembantu.”
“Benar juga ya. Tadinya kita bertengkar, lalu sekarang Cuma ada ada kita berdua ditempat seperti ini. Sebenarnya...” Ricky agak ragu mengatakannya. “Tadi aku berniat serius mendekati Selly. Tapi kata-katanya menyadarkan aku. Cristine,”
“Kenapa?” Tanya Cristine, menoleh ke arah Ricky. Tak terasa, dalam benak Cristine, sudah lama sekali nggak melihat wajah Ricky. Timbul rasa kangen yang nggak diduga.
“Maaf, ya? “ Kata Ricky meraih tangan Cristine. “Aku salah. Bahkan sampai dua kali. Kali ini aku tanpa sadar mendekati Selly hanya untuk membuatmu cemburu. Maaf, maafkan aku. Aku nggak bisa mencintai orang lain selain kamu.”
Cristine terdiam. Dia juga melakukan hal sama pada Alex. Rupanya mereka sama. Cristine nggak sanggup lagi. Dia langsung mendekap Ricky. Airmatanya mengalir. Ricky membalas memeluknya. Rasanya sudah lama, lama sekali...
“Cristine,” Kata Ricky. “Kita bukanlah pengganti. Selamanya, kita selalu tokoh utamanya di cerita kita. Kamu setuju?”
“Ya.” Kata Cristine. Dan cerita barupun di mulai....

THE END

Jakarta, 8 oct 2009
17.24 wib


* ****************************************************************
Cerita ini sudah pernah di posting di website lain, jauh sebelum aku punya blog pribadi. 
Dan banyak lagi... cerita yang sudah bertebaran begitu aku ada ide. Dan akhirnya lupa di web mana aja (ToT).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jadi, apa yang harus dilakukan untuk cerita kali ini?